Kompleks keraton ini berlokasi di Kampung Kroya, sekitar 500 meter sebelah tenggara Keraton Surosowan, dan berada di sisi jalur Jalan Serang – Banten Lama. Di sisi selatan kompleks bangunan ini mengalir sungai Cibanten.
Keraton Kaibon ialah bekas kediaman Sultan Syafiuddin, seorang sultan Banten yang memerintah sekitar tahun 1809 – 1815. Kaibon berasal dari kata ka-ibu-an, merupakan tempat tinggal yang diperuntukkan bagi ibunda Sultan. Ketika Sultan Syafiuddin wafat, beliau digantikan oleh putranya yang baru berusia 5 bulan.
Untuk sementara waktu, pemerintahan dipegang oleh ibunya, ialah Ratu Aisyah. Keraton ini masih digunakan sampai masa pemerintahan Bupati Banten yang pertama yang mendapatkan dukungan Belanda, yaitu Aria Adi Santika. Bupati tersebut menggantikan pemerintahan Kesultanan Banten yang dihapuskan semenjak tahun 1816.
Dilihat dari format pintu gerbangnya, Keraton Kaibon menunjukkan ciri keraton yang bergaya tradisional. ini diperlihatkan oleh susunan pintu gerbang dan halamannya. Keraton ini mempunyai empat pintu gerbang. Pintu gerbang pertama yang yaitu jalan masuk berbentuk bentar, yang menampakkan bahwa halaman tersebut bersifat profan. Pada halaman kedua, pintu gerbang berbentuk paduraksa, yang berasosiasi dengan sifat sakral.
Di dalam Keraton Kaibon terdapat bangunan masjid, yang diposisikan sebagai bagian utama keraton. Pada tahun 1832, bangunan Keraton Kaibon dihancurkan oleh Belanda, dan sekarang hanya tersisa bagian fondasi, runtuhan dinding dan sisi kiri dari bagian pintu masuknya.